- Letak Geografis
Secara geografis Desa Karanggupito terletak pada posisi 07°35'-7°464' Lintang Selatan dan 111°15'-111°880'
Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa dataran tinggi yaitu
sekitar 655 m di atas permukaan air laut. Berdasarkan Data
BPS Kabupaten Ngawi tahun 2011, curah hujan di Desa Karanggupito rata-rata
mencapai 2.740 mm.
Secara administratif, Desa Karanggupito terletak di
wilayah Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi dengan posisi dibatasi oleh wilayah
desa-desa tetangga. Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ngrayudan Kecamatan
Jogorogo, Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Hutan Alam Gunung Lawu, Di
sisi Selatan berbatasan dengan Desa Karangrejo Kecamatan Kendal, sedangkan di sisi
timur berbatasan dengan desa Sidorejo Kecamatan Kendal.
Jarak tempuh Desa Karanggupito ke ibu kota kecamatan
adalah 6 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15 menit. Sedangkan jarak
tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 46 km, yang dapat ditempuh dengan waktu
sekitar 1,5 jam.
- Kondisi dan Ciri Geologis Wilayah
Luas Wilayah Desa Karanggupito adalah 1.447,260 Ha. Luas
lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa peruntukan, yang dapat dikelompokkan
seperti untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan
ekonomi dan lain-lain.
Luas lahan yang diperuntukkan untuk pemukiman adalah 161,118
Ha. Luas lahan yang diperuntukkan untuk Pertanian Perkebunan adalah 398,523 Ha.
Luas lahan untuk Persawahan dan perkebunan adalah 11,6150 Ha. Luas
lahan Hutan Produksi dan Lindung adalah 889,240 Ha. Luas pemakaman umum 1,190
Ha. Sedangkan luas lahan untuk fasilitas umum perkantoran, sekolahan, lapangan
olah raga, dan sumber air adalah 5,062 Ha.
Wilayah Desa Karanggupito secara umum mempunyai ciri
geologis berupa lahan tanah berbukit dan berbatu yang hanya cocok sebagai lahan
perkebunan karena tidak ada pengairan. Secara prosentase kesuburan tanah Desa Karanggupito
terpetakan sebagai berikut: sangat subur 11,615 Ha, subur 398,523 Ha, sedang 161,118
Ha, tidak subur/ kritis 6,252 Ha. Hal ini memungkinkan tanaman palawija dan
tanman perkebunan baik tanaman buah-buahan, cengkeh dan tanaman pohon kayu
tahun atau kayu hutan sedangkan tanaman padi hanya bisa sekitar 7 Ha.
Berdasarkan data yang masuk tanaman palawija seperti
kacang tanah, kacang panjang, jagung, dan ubi kayu, ubi jalar, serta tanaman
buah seperti durian, pepaya, apokat, rambutan dan pisang serta cengkeh juga
mampu menjadi sumber pemasukan (income) yang cukup handal bagi penduduk Karanggupito.
Untuk tanaman perkebunan, jenis tanaman bambu dan cengkeh
merupakan tanaman unggulan Masyarakat Karanggupito..
Jenis tanah berbatu, berbukit dan kurangnya mata air di Desa
Karanggupito ini menjadi kurang bagus sebagai lahan pemukiman yang merata, sehingga
penyebaran penduduk umum mengelompok ditempat yang agak datar. Sedangkan
masyarakat Desa Karanggupito pada umumnya dalam membangun rumah adalah terbuat
dari tembok. Namun sebagian masih terbuat dari bahan kayu dan bambu ini
dikarenakan tersedianya bahan yang diperoleh oleh masyarakat dari tanaman kebun
sendiri yaitu pohon Sengon atau dinding,
pohon mahoni, pohon nangka dan bambu.
Sedangkan keberadaan struktur tanah yang berbukit juga mengakibatkan
jalan-jalan cepat rusak karena tergerus oleh air yang cukup deras pada saat
musim hujan. Karenannya,
pilihan teknologi untuk membangun jalan dari bahan-bahan yang relatif bertahan
lama menjadi pilihan utama diantaranya jalan makadam dan rabat.
- Sejarah Desa
a.
Legenda Desa Karanggupito
Sejarah Desa Karanggupito
tidak terlepas dari sejarah Masyarakat Mataraman pada umumnya menurut ceritera
dari para sesepuh Desa Karanggupito pendahulu-pendahulu desa yang sekarang
tinggal punden atau makam leluhur adalah pelarian Prajurit dan punggawa dari
Kerajaan Mataram yang melarikan diri dalam peperangan dengan Belanda.
Setiap
Desa atau daerah pasti memiliki sejarah dan latar belakang tersendiri yang merupakan pencerminan dari
karakter dan ciri khas tertentu dari suatu daerah. Sejarah desa atau daerah
sering kali tertuang dalam Dongeng- dongeng yang diwariskan secara turun
temurun dari mulut ke mulut sehingga sulit untuk dibuktikan secara fakta dan tidak jarang dongeng tersebut dihubungkan
dengan mitos tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat . Dalam hal ini di Desa Karanggupito juga memiliki hal tersebut yang merupakan identitas
dari Desa ini yang akan kami tuangkan dalam kisah-kisah dibawah ini.
b. Asal – usul Desa Karanggupito
Desa Karanggupito semula berasal dari gabungan 3 (tiga)
Pedusunan/Kademangan pada waktu itu pimpinan pedusunan disebut Demang, dan berdiri
masing-masing. Dalam perjalannya dari 3 (tiga) Kademangan pernah menjadi 2
(dua) yaitu Kademangan Nglebak bergabung menjadi satu dengan Kademangan Malang,
Setelah pada pemerintahan Penjajah
Belanda tahun 1905 akhirnya Kademangan-kademangan/pedusunan tersebut digabung
menjadi 1 (satu) yang disebut Desa, dan Pimpinannya disebut Kepala Desa. Setelah diadakan pemilihan Kepala Desa,
kemudian Kepala Desa terpilih tersebut memberi nama Desa Karanggupito.
Nama tersebut diambil dari Kata Karang
yang berarti Bebatuan/Karang dan Gupito
berarti Bukit-bukit yang berarti Desa tersebut terletak di daerah yang penuh
dengan karang/bebatuan yang bukit-bukit berjejal dan sempit dari Utara ke
Selatan dan dari Timur ke Barat. Sedangkan nama pedusunan/kademangan yang lama
dijadikan sebagai nama Dusun sampai dengan saat ini yaitu Pedusunan Nglebak
diberi nama Dusun Wonokerto, Pedusunan Malang diberi nama Dusun Malang, Pedusunan Duwet
diberi nama Dusun Duwet, sampai sekarang
dan dipimpin oleh Kepala
Dusun.
c. Sejarah Pemerintahan Desa
Dari asal-usul tersebut diatas
akhirnya berdirilah suatu Pemerintahan Desa yaitu Pemerintah Desa Karanggupito
yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang mempunyai wilayah dan penduduk yang
akhirnya menjadi bagian dari Negara Republik Indonesia, yang terdiri dari 3
(tiga) dusun yaitu:
1.
Dusun Malang
2.
Dusun Duwet
3.
Dusun Wonokerto
Tiap Dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun yang membawahi RT/RW yang
dibantu oleh beberapa lembaga lain sebagai pelaksanan Pemerintah di Desa. Sebagai imbalan dari pelayanan mereka,
masyarakat menyediakan Tanah Pertanian terdiri dari Tanah Perkebunan dan
sebagian Tanah Sawah yang disebut Bengkok.
Namun demikian sistem pemerintahan Desa
Karanggupito secara umum tidak mengalami perubahan yang mendasar. Hanya saja pergantian pelaku-pelaku desa yang
secara periodik mengalami pergantian sesuai tuntutan zaman, kebijakanpun
mengalami beberapa perubahan dari masa kemasa.
Sejak berdirinya sampai dengan sekarang Desa Karanggupito mengalami
beberapa pergantian Kepemimpinan yang akhirnya menjadi Kepala Desa sampai
dengan sekarang dan telah mengalami beberapa pergantian.
Untuk lebih jelasnya perhatikan silsilah di bawah ini :
d. Sejarah Pembangunan Desa Karanggupito
Pembangunan di Desa Karanggupito
dapat di catat pembangunannya dalam beberapa kepemimpinan Kepala Desa yang
masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan. Secara garis besar pembangunan Desa Karanggupito
dari tahun ke tahun mengalami perubahan dan peningkatan Diantaranya:
1. Tahun 1905 s/d 1907
Kepala Desanya
Sodikromo
Hasil Pembangunan : - Masih babad Alas
2. Tahun 1908 s/d 1916 Kepala Desanya Martodrono
Hasil Pembangunan : - Masih babad Alas
3. Tahun 1916
s/d 1922 Kepala Desanya Kartodikromo
Hasil Pembangunan : - Masih babad Alas
4. Tahun 1922 s/d 1927 Kepala Desanya Iroredjo
Hasil Pembangunan : - Masih babad Alas
5. Tahun 1927 s/d 1979 Kepala Desanya Karsonadi
Hasil Pembangunan : 1). Sarana air bersih ngruwut (duwet-malang)
+ 5 km
2). Pengerasan jalan desa + 10 Km
3).
Pembangunan SD Inpres 3 lokal SD I/II/III
4). Pembangunan Pasar Desa
5). Menjadi
Juara Lomba Desa Tt Propinsi th 1971
6). Penghijauan
Randu Desa tahun 1976
6. Tahun 1979 s/d 1988 Kepala Desanya Suyadi
Hasil Pembangunan : 1). Pembangunan Sarana air bersih
Wonokerto-Malang
2). Pembangunan Jalan
Wonokerto
3). Pembangunan Puskesmas
Pembantu
4). Pembangunan Balai Desa
5). Pembangunan Kantor Desa
6). Proyek cengkeh tahun
1984/1985
7). Proyek pisang
Mojolengko
7. Tahun 1990 s/d 2006 Kepala Desanya Sunaryo
Hasil Pembangunan : 1). Pembangunan Jalan Dusun Malang-Wonokerto
2). Pengaspalan Jalan
Dusun Malang
3). Pembangunan Jembatan
Wonopkerto
4). Pembanguna Jalan Suren
– Cabuk Dsn. Duwet
8. Tahun 2006 s/d Sekarang Kepala
Desanya Bambang Suryo S
Hasil Pembangunan : 1). Rehab Kantor Desa
2). Rehab Jalan Makadam
Nglebak–Bitingan Dsn Wonokerto
3). Rehab Jalan Makadam
Jati – Dayu Dusun Malang
4). Rehab Jalan Makadam
Pocong2–Perempatan Dsn. Duwet
5). Rabatisasi Jalan
Bayeman Dusun Duwet
6). Rehab Jalan Makadam
Jengki–Tengklik Dsn. Malang
7). Rehab Jalan Makadam
Kendung Dusun Wonokerto
8). Rehab Lapangan Sepak
Bola
9). Rehab Jalan Makadam
Duwet – Wijil Dusun Duwet
10). Rehab Pipa Air Minum Sumber Nglarangan =
1.900 m
11). Rabatisasi Jalan
Terongan Dusun Malang
12). Rehab Jalan Makadam,
Jembatan,Talut Gowok–Setran.
13). Rehab Kantor PKK dan BPD
13).
Pembuatan Badan Jalan Sembo – Tejo
14). Rehab Jalan Wates-
Bengkok sepanjang 1100 m
15). Rabatisasi Jalan
Turus- Malang
16). Pelebaran jalan
glonggong Wonokerto
17). Rehab irigasi Sumber
Duren Wonokerto
18). Jalan Makadam Kendung
–Kasihan
19). Paving Jalan RT 02-RT
03 Dsn. Malang
Sebagai sebuah desa, sudah tentu struktur kepemimpinan
Desa Karanggupito tidak bisa lepas dari strukur administratif pemerintahan pada
level di atasnya. Hal ini dapat dilihat dalam bagan berikut ini
Bagan
I
Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah
Desa
Karanggupito
Tabel 1
Nama Perangkat Pemerintah Desa Karanggupito
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
BambangSuryo Saputro
|
Kepala
Desa
|
2
|
Sri
Suwarni
|
Sekretaris
Desa
|
3
|
Zainal
Abidin
|
Staf
Urusan Pemerintahan
|
4
|
Sri Wahyuni
|
Staf
Urusan Keuangan
|
5
|
S u k a r
|
Staf
Urusan Umum
|
6
|
Samsuddin
|
Seksi
Pembangunan
|
7
|
Sarni Siswoyo
|
Modin
|
8
|
Sukarno
|
Uceng
|
9
|
Sujito
|
Kasun
Malang
|
10
|
K u w a t
|
Kasun
Duwet
|
11
|
H a r n o
|
Kasun
Wonokerto
|
12
|
R e j o
|
Karyawan
|
13
|
S a r d i
|
Karyawan
|
14
|
Sholikin
|
Karyawan
|
15
|
Kaeran
|
Karyawan
|
16
|
Miran
|
Karyawan
|
17
|
Sukarman
|
Karyawan
|
Tabel 2
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
Soenjoto.
Hs
|
Ketua
|
2
|
Sapari
|
Wakil Ketua
|
3
|
Sutarmin,
S.Pd
|
Sekretaris
|
4
|
Choirul
Amin
|
Anggota
|
5
|
Sugiman
|
Anggota
|
6
|
Sugiono
|
Anggota
|
7
|
Widayanto
|
Anggota
|
8
|
Sukirno
|
Anggota
|
9
|
Sutikno
|
Anggota
|
10
|
Da’im
Afandi
|
Anggota
|
11
|
Dul
Wahid
|
Anggota
|
Nama Badan Permusyawaratan Desa Karanggupito
Tabel
3
Nama-nama LPMD
Desa Karanggupito
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
Saifudin
|
Ketua
|
2
|
Andik Setiawan
|
Sekretaris
|
3
|
Ibnu Aspari
|
Bendahara
|
4
|
Sadiran
|
Anggota
|
5
|
Daryono
|
Anggota
|
6
|
Markam
|
Anggota
|
7
|
Sumiran
|
Anggota
|
8
|
Nursilo
|
Anggota
|
9
|
|
Anggota
|
- Demografis / Kependudukan
Berdasarkan
data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2011, jumlah penduduk Desa Karanggupito
adalah:
5.272
jiwa, dengan rincian
2.623 jiwa laki-laki dan 2.649 jiwa perempuan.
Jumlah penduduk demikian ini
tergabung dalam 1.339 KK.
Agar
dapat mendeskripsikan dengan lebih lengkap tentang informasi keadaan
kependudukan di Desa Karanggupito maka perlu diidentifikasi jumlah penduduk
dengan menitik beratkan
pada klasifikasi usia. Untuk memperoleh informasi ini maka perlulah dibuat
tabel sebagai berikut:
Tabel 4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
No
|
Usia
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
0-4
|
330
|
6,26%
|
2
|
05 - 06
|
200
|
3,79%
|
3
|
07- 12
|
720
|
13,66%
|
4
|
13-15
|
270
|
5,12%
|
5
|
16-18
|
360
|
6,83%
|
6
|
19 -25
|
420
|
7,97%
|
7
|
25 - 49
|
2326
|
44,12%
|
8
|
50 - ke atas
|
646
|
12,25%
|
|
|
|
|
Jumlah
Total
|
5272
|
100,00%
|
Dari
data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia 25 s/d 49 tahun
Desa Karanggupito sekitar 2.326
atau hampir 44,12%. Hal
ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.
Tingkat kemiskinan di Desa Karanggupito termasuk tinggi dengan perincian
1.
Keluarga
Pra Sejahtera : 699
KK
2.
Keluarga Sejahtera :
504 KK
3.
Keluarga Sejahtera II :
I13 KK,
4.
Keluarga Sejahtera III :
18 KK
5.
Keluarga
Sejahtera III plus : 3 KK
- Pendidikan
Eksistensi pendidikan adalah satu hal penting dalam
memajukan tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan tingkat
perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan
mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong
tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru. Dengan
sendirinya akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan
kemiskinan. Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistematika berpikir atau
pola pikir individu, selain mudah menerima informasi yang lebih maju dan tidak
gagap teknologi. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan tingkat rata-rata
pendidikan warga Desa Karanggupito.
Tabel 5
Tamatan Sekolah Masyarakat
No
|
Keterangan
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
Buta Huruf Usia 10
tahun ke atas
|
-
|
|
2
|
Tidak Tamat SD
|
711
|
|
3
|
Tamat Sekolah SD
|
2.036
|
|
4
|
Tamat Sekolah SMP
|
1.572
|
|
5
|
Tamat Sekolah SMA
|
345
|
|
6
|
Tamat Sekolah PT/ Akademi
|
45
|
|
Jumlah Total
|
4.709
|
|
Rentetan data
kualitatif di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa Karanggupito hanya
mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun
(SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadai dan mumpuni,
keadaan ini merupakan tantangan tersendiri. Sebab ilmu pengetahuan setara
dengan kekuasaan yang akan berimplikasi pada penciptaan kebaikan kehidupan.
Rendahnya
kualitas pendidikan di Desa Karanggupito, tidak terlepas dari terbatasnya
sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah ekonomi dan
pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di Desa Karanggupito baru
tersedia di level pendidikan dasar 9 tahun (SD dan SMP), sementara akses ke
pendidikan menengah ke atas berada di tempat lain yang relatif jauh.
Sebenarnya
ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan rendahnya Sumber Daya
Manusia (SDM) di Desa Karanggupito yaitu melalui pelatihan dan kursus. Namun
sarana atau lembaga ini ternyata juga belum tersedia dengan baik di Desa Karanggupito.
Untuk mengatasi masalah tersebut sebenarnya Pemerintah telah mengadakan
pendidikan Kejar Paket A,B dan C, namun minat dan dorongnan dari masyarakat masih
lemah. Inilah yang menjadi pekerjaan dasar pemerintahan Desa Karanggupito
sekarang ini. Untuk mengatasi masalah pendidikan ini sebenarnya Pemerintah bisa
menyediakan Balai Latihan kerja ditingkat Kecamatan bahkan bila perlu
mobilisasi kedesa-desa sehingga dapat meningkatkan kemampuan bagi masyarakat
yang tarap pendidikannya masih rendah, bahkan mungkin bisa menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri bagi masyarakat yang telah memperoleh ketrampilan dari Balai
Latihan Kerja tersebut.
- Kesehatan
Masalah
kesehatan adalah hak setiap orang dan merupakan aset yang amat penting bagi
masa depan bangsa secara umum. Masyarakat yang produktif adalah masyarakat yang
sehat fisik dam mentalnya. Salah satu cara untuk mengukur status kesehatan
masyarakat adalah mencermati banyaknya masyarakat yang terserang penyakit. Laporan
warga menunjukkan adanya gejala masyarakat yang terserang penyakit relatif
tinggi, yang antara lain disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan akut bagian
atas, reumatik, penyakit sistem otot dan jaringan pengikat, darah tinggi, liver
dll. Data tersebut menunjukkan bahwa gangguan kesehatan yang sering dialami
penduduk adalah penyakit yang bersifat cukup berat dan berdurasi lama bagi
kesembuhannya, yang diantaranya disebabkan perubahan cuaca serta kondisi
lingkungan yang kurang sehat. Ini tentu mengurangi daya produktifitas
masyarakat Desa Karanggupito secara
umum.
Sedangkan
data orang cacat mental dan fisik juga cukup lumayan tinggi jumlahnya. Tercatat
penderita bibir sumbing berjumlah 1 orang, tuna wicara 7 orang, tuna rungu 4 orang,
tuna netra 1 orang, dan lumpuh 2 orang. Data ini menunjukkan masih rendahnya
kualitas hidup sehat di Desa Karanggupito.
Keikutsertaan masyarakat dalam KB sampai saat ini perkembangan sangat baik seiring meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang penjarangan kelahiran demi kesehatan dan kesejahteraan
keluarga.
Sedangkan untuk menjaga kesehatan bayi, bayi-bayi
sudah mendapatkan imunisasi baik di puskesmas maupun di posyandu
yaitu imunisasi lengkap mulai DPT, Folio, dan campak.
- Mata
Pencaharian
Secara
umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Karanggupito dapat teridentifikasi
ke dalam beberap sektor yaitu pertanian, jasa/perdagangan, Pemecah Batu serta
Kuli Batu dan lain-lain. Berdasarkan data yang ada, masyarakat yang bekerja di
sektor pertanian berjumlah 1.389 orang, yang bekerja disektor jasa berjumlah 470
orang, yang bekerja di sektor industri 12 orang, pegawai negeri 25 orang dan bekerja di sektor
lain-lain atau belum mempunyai pekerjaan 782 orang. Dengan demikian jumlah
penduduk yang mempunyai mata pencaharian berjumlah 2.678 orang. Berikut ini adalah
tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.
Tabel
6
Macam-macam Pekerjaan dan Jumlahnya
No
|
Macam Pekerjaan
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
Pertanian
|
1389
|
59,72%
|
2
|
Jasa/
Perdagangan
|
|
21,28%
|
1.
Jasa Pemerintahan
|
50
|
2.
Jasa Perdagangan
|
250
|
3.
Jasa Angkutan
|
30
|
4.
Jasa Ketrampilan
|
150
|
5.
Jasa lainnya
|
15
|
3
|
Sektor Industri
|
12
|
0,52%
|
4
|
Sektor lain
/ belum kerja
|
430
|
18,49%
|
Jumlah
|
2326
|
|
Dengan melihat data di atas maka angka pengangguran di
Desa Karanggupito masih cukup tinggi. Berdasarkan data lain dinyatakan bahwa
jumlah penduduk usia 19 s/d 49 yang belum bekerja berjumlah 430
orang dari jumlah angkatan kerja sekitar 2.326
orang. Angka-angka inilah yang merupakan kisaran angka pengangguran di Desa Karanggupito.
- Dinamika Politik, Sosial, dan Budaya
Dengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem
politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada
masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih
demokratis. Dalam konteks politik lokal Desa Karanggupito, hal ini tergambar
dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain (pilleg, pilpres,
pilkada, dan pilgub) yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.
Khusus untuk pemilihan kepala desa Karanggupito,
sebagaimana tradisi kepala desa di Jawa, biasanya para peserta (kandidat) nya
adalah mereka yang secara trah memiliki hubungan dengan elit kepala desa yang
lama. Hal ini tidak terlepas dari anggapan masyarakat banyak di desa-desa bahwa
jabatan kepala desa adalah jabatan garis tangan keluarga-keluarga tersebut. Fenomena
inilah yang biasa disebut Pulung – dalam tradisi jawa- bagi keluarga-keluarga
tersebut.
Jabatan kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta
merta dapat diwariskan kepada anak cucu. Mereka dipilh karena kecerdasan, etos
kerja, kejujuran dan kedekatannya dengan warga desa. Pemilihan Kepala Desa
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Karena demikian, maka setiap orang yang memiliki dan
memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam perundangan dan peraturan
yang berlaku, bisa mengajukan diri untuk mendaftar menjadi kandidat kepala
desa. Fenomena ini juga terjadi pada pemilihan desa Karanggupito pada tahun
2007. Pada pilihan kepala desa ini partisipasi masyarakat sangat tinggi, yakni
hampir 80%. Tercatat ada Tiga kandidat kepala desa pada waktu itu yang
mengikuti pemilihan kepala desa. Pilihan kepala Desa bagi warga masyarakat Desa
Karanggupito seperti acara perayaan desa.
Pada bulan Juli dan Nopember 2008 ini masyarakat juga
dilibatkan dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur putaran I dan II secara
langsung. Walaupun tingkat partisipasinya lebih rendah dari pada pilihan kepala
Desa, namun hampir 70% daftar pemilih tetap, memberikan hak pilihnya. Ini
adalah proggres demokrasi yang cukup signifikan di desa Karanggupito.
Pada bulan Januari 2012 telah dilakukan ujian staf urusan
pemerintahan dan Staf Urusan keuangan melalaui mekanisme sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku dan Tata tertib yang telah dibuat berdasarkan
musyawarah dan mufakat. Pelaksanaan yang
transparan, tertib dan lancar dengan menggunakan fasilitas yang cukup baik dan SDM yang ahli
dibidangnya sehingga dapat merekrut Perangkat desa yang berkualitas dengan
hasil yang memuaskan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Setelah proses-proses politik selesai, situasi desa
kembali berjalan normal. Hiruk pikuk warga dalam pesta demokrasi desa berakhir
dengan kembalinya kehidupan sebagaimana awal mulanya. Masyarakat tidak terus
menerus terjebak dalam sekat-sekat kelompok pilihannya. Hal ini ditandai dengan
kehidupan yang penuh tolong menolong maupun gotong royong.
Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun
mekanisme pengambilan keputusan selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat
lembaga resmi desa seperti Badan Permusyawatan Desa maupun lewat masyarakat
langsung. Dengan demikian terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah Desa Karanggupito
mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.
Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat
dipahami bahwa Desa Karanggupito mempunyai dinamika politik lokal yang bagus.
Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan
kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem
politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi terhadap minat
politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal ini dapat
dimengerti dikarenakan dinamika politik nasional dalam kehidupan keseharian
masyarakat Desa Karnggupito kurang mempunyai greget, terutama yang berkaitan
dengan permasalahan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara langsung,
serta ketauladanan elit politik.
Berkaitan dengan letaknya yang berada di Jawa Timur bagian
barat sehingga dekat dengan Jawa Tengah sehingga suasana budaya masyarakat Jawa
sangat terasa di Desa Karanggupito. Dalam hal kegiatan agama Islam misalnya,
suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Jawa. Hal ini
tergambar dari dipakainya kalender Jawa / Islam, masih adanya budaya toto suro,
slametan, tahlilan, mithoni, dan lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi
akulturasi budaya Islam dan Jawa.
Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus
informasi, hal-hal lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari
masyarakat. Hal ini menandai babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus
tantangan baru bersama masyarakat Desa Karanggupito. Dalam rangka merespon
tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama,
dan budaya di Desa Karanggupito. Tentunya hal ini membutuhkan kearifan
tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah
baik tetapi secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan kerawanan dan
konflik sosial.
- Bencana Alam dan Sosial
Desa Karanggupito rentan terkena musibah bencana karena
letaknya di lereng gunung, terutama angin kencang. Kurun waktu Tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 yang paling parah adalah Awal tahun
2012. Desa Karanggupito di tahun 2012
menderita kerugian kurang lebih hampir 8 milyar terdiri dari kerusakan rumah, kerusakan
tanaman keras terutama Pohon cengkeh, kerusakan tanaman pangan yaitu padi,
jagung. Kerusakan Tanaman buah yaitu pohon duren, alpokat dan pisang yang
merupakan komoditas unggulan di Desa Karanggupito. Memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mengembalikan semangat masyarakat untuk memulihkan ekonomi masyarakat yang
sebenarnya sudah mulai mapan. Memerlukan
perhatian dan kerja sama yang baik dari semua instansi terkait untuk membantu
masyarakat yang menderita kerugian sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.